Skip to main content

Sesuatu yang baru di tahun yang baru di Untungjawa

Selamat sore semua, kali ini aku mau berbagi cerita tentang refreshing aku ke Pulau Untungjawa, pas di hari perayaan Tahun Baru Islam 14 Oktober 2015 lalu.
Anw, Happy New Year for my Muslim friends, 1 Muharam 1437. :)
Ga perlu berlama-lama, yuk dibaca dulu cerita aku. 

Pagi jam 7 aku berangkat ke pulau. Kali ini aku ngetrip bareng 1 temen aku, namanya Berliana. Perjalanan dari rumah ke tempat penyebrangan yaitu Tanjung Pasir, aku tempuh dengan mengendarai motor. Dikarenakan tanggal merah, jalanan sepi, waktu yang ditempuh pun lebih cepat dari biasanya, cuma 1 jam. 
  • Sampainya di Tanjung Pasir, tepatnya jam 08.15 pagi, aku parkir motor, berhubung aku PP sehari, jadi bayar parkir Rp 15.000,- per motor. 

Kalau kamu nginep di pulau dan bawa kendaraan pribadi, harga parkirnya beda (kurang tau juga berapa karna ga pernah nginep kalau ke Untungjawa). 
  • Sudah parkir motor, berangkat ke pulau naik kapal, bayar Rp 50.000,- per orang untuk PP. 
Biasanya nih ya, bayarnya langsung PP saat mau berangkat tapi sekarang beda. Berangkat bayar Rp 25.000,- per orang, pulang bayar lagi Rp 25.000,- per orang. Kurang tau juga kenapa berubah begitu. 
  • Waktu perjalanan yang ditempuh 30 menit aja. Sesampainya disana jam 9 kurang, hal pertama yang aku lakukan adalah mencari lokasi baru dan aku nemuin rumah baca yang baru-baru ini diresmikan oleh Pak Ahok selaku Gubernur Jakarta. And I found it !
  • Ini fotonya, 

  • Ada aulanya juga,



Aku ga sempet masuk terlalu dalam karna tempatnya ramai oleh ibu-ibu dan anak kecil, akhirnya aku lanjut jalan ke ujung pulau, dimana tempat itu adalah jadi tempat favorit aku kalau ke pulau Untungjawa ini. Tempatnya bersih, pasirnya putih, banyak karang, banyak kerang.
Berhubung masih pagi, masih sepi tempatnya dan akupun bingung mau ngapain dan akhirnya aku duduk aja di tenda yang disediakan oleh penjual yang ada disana. 
Oia, ngomong-ngomong tentang penjual. Mereka menyediakan tempat untuk bersantai, tempat duduk yang lumayan besar yang terbuat dari bambu dan beralaskan tikar. 
  • Ini bentuknya, 


Harga sewa 1 tempat itu dihargai Rp 10.000,- aja per tikar. Cukup untuk 2-4 orang rebahan.
Karna ga enak hanya sekedar duduk aja, akhir beli mie goreng, harganya Rp 12.000,- per porsi. Terbilang mahal memang, tapi kalau melihat lokasi dan jarak yang ditempuh, itu harga yang wajar untuk diterapkan. 

Setelah cukup lama berleha-leha, akhirnya aku dan temen aku berjelajah ke pasir putih, foto-foto. 
Sudah cukup foto-foto, lanjut jelajahi pulau, eh lewat Rumah Baca lagi. Karna temen aku berasa agak capek, akhirnya mampir dulu ke Rumah Baca tersebut, di aulanya, temen aku tidur sedangkan aku asik main hp. 

Anw, Rumah Baca itu namanya Amiterdam, disana ada aulanya, ada rumah bacanya, ada tamannya juga, kecil sih memang tapi itu keren tempatnya menurut aku. Dan Amiterdam ini dilengkapi juga dengan CCTV dan wifi. Keren kan! 
Untuk wifi nya, di secure, mau tau passwordnya? Tanya penjaganya langsung ya. Hehehee.. 

Kembali lagi ke aku dan temen aku, ternyata di aula itu ga boleh tidur, temen aku ditegur oleh penjaganya. Hahahaa.. Karna sudah ditegur, temen aku bangun dan aku lanjut jalan keliling pulau.
Niatnya mau ke hutan bakau tapi sudah keburu sore, prepare untuk pulang. Jam 5 sore, sebelum pulang, aku mau foto sunsetnya sekitar jam 5.45, tapi ternyata sunsetnya ga mendukung banget, lagi ga bagus. Sia-sia penantianku. 

Akhirnya aku pulang naik kapal sama halnya seperti berangkat tadi. Aku pulang jam 6 sore.
Nah disini nih ada bagian serunya juga. Dipertengahan jalan, kapalnya bermasalah, hampir mati mesinnya. Seharusnya perjalanan itu hanya menempuh waktu 30 menit tapi kali ini ada 1,5 jam. Hampir mau sampai, kurang lebih 100m lagi, kapal ga bisa jalan. Karna apa? Karna air laut surut, kapal ga bisa jalan. Liat sekitar, ternyata ada 1 kapal yang sebelumnya sudah jalan lebih dulu dari kapal yang aku tumpangi, mengalami hal yang sama, kapalnya ga bisa jalan.
Kalau diliat kapal itu ga bisa jalan karna over load penumpang dan ditambah lagi air laut yang sedang surut, sampai ada beberapa orang yang terjun ke laut untuk dorong kapal tersebut.
Bayangkan kapal didorong, mantab sudah! Hahahaa....
  • Ini fotonya, agak buram karna susah ambil fokusnya, ga ada penerangan sama sekali. Liat deh yang dibelakang ada orang yang lagi dorong kapalnya, sekitar 3-4 orang yang dorong.

Melihat kapal yang aku tumpangi juga ga bisa jalan, penumpang dari kapal sebelah ada yang teriaki,"yeee...ada temennya." Aku dan penumpang lain hanya bisa ngakak. Tapi kapal aku duluan yang sampai di tepi pantai, sedangkan kapal yang sebelah masih nyangkut di tengah laut. Dan ada penumpang yang teriak,"yeeee...kita duluan." Dan lagi-lagi aku dan penumpang lain hanya bisa tertawa mendengarnya.
Entah bagaimana kabar kapal sebelah, aku ga tau sampai kapan itu kapal nyangkut disana. Hahahaa.. 
Ok cukup sudah, sampai diparkiran dan siap-siap jalan pulang. 
Berhubung sampai rumah malam, aku langsung tepar. 
Yeap, sekian trip aku kali ini ke pulau Untungjawa. 


Note: Buat teman-teman yang mau trip ke pulau Untungjawa, ada baiknya pulang jam 5 sore aja karna jika lewat dari jam 5, siap-siap menghadapi kapal mogok/tidak sampai ke tujuan karna air laut surut.

Comments

Popular posts from this blog

Jelajah Pantai Sako, destinasi wisata pantai baru di kawasan Bungus

4 Januari 2016, aku bersama 2 wanita kece bertualang ke Pantai Sako.   Petualangan ini menggunakan motor, karna angkutan umum agak susah, cuma ada satu-satu yang dimana antar angkutan umum bisa berjarak waktu 30 menit.. Perjalanan dimulai dari jam 1 siang, berangkat dari rumah. Eits jangan lupa persiapan bekal untuk disana karna biasanya klo di tempat wisata harga makanan bisa selangit.   Untuk menuju Pantai Sako, jalannya searah ke Pelabuhan Teluk Bayur. Klo naik motor, perjalanan ke Pantai Sako kurang lebih 1,5 jam aja dengan kecepatan 40km/jam dan ga ada macet. Saat udah sampai di Pelabuhan Teluk Bayur, kekecean pantai mulai jelas terpampang nyata. Dan berhubung kita tahunya jalan cuma nyampe situ, akhirnya kita nanyain ke salah seorang Bapak arah jalan ke Pantai Sako. Eh ternyata si Bapak ini mau ke arah Pantai Sako juga, yaudah si Bapak itu nebeng kita kesana.   Sepanjang jalan itu, viewnya kereeeennn......   Ini fotonya,   Ini view Pelabuhan Teluk Ba

KOMBAT? Yuk mengenal sekilas apa dan siapa itu KOMBAT

Ada yang tau KOMBAT? Komunitas yang ada di kawasan Kota Tua Jakarta?  Bagi yang pernah traveling ke kawasan Kota Tua Jakarta, pasti ketemu dengan orang-orang dari komunitas ini, Pasti! Karna setiap harinya komunitas ini selalu ada di kawasan Kota Tua.  Kalau ada yang belum tau atau belum kenal lebih tepatnya (tapi sudah pasti pernah melihat wajah-wajah mereka). Simak cerita aku kali ini ya.  Mengenal sekilas siapa itu KOMBAT?  Sabtu, 10 Oktober 2015, aku mau solo-traveling ke Bogor. Ke Bogor naik commuterline dari St.Jakarta Kota.  Berhubung St.Jakarta Kota dekat dengan wisata sejarah Kota Tua, sebelum ke Bogor, aku mampir dulu ke Kota Tua untuk foto-foto.  Sesampainya di Kota Tua, aku langsung disuguhi pemandangan Satpol PP yang datang secara tiba-tiba, barengan ama aku, dan melakukan penertiban pedagang-pedagang yang sedang berjualan di kawasan lapangan Kota Tua (yang depan museum Fatahillah itu loh).  Jadi ternyata di lapangan wisata Kota Tua itu udah ga boleh

Perlu bawa kamera kemanapun kaki melangkah! Kenapa?

Selamat siang.........selamat berakhir bulan, selamat menerima gaji bagi kamu yang baru terima gaji hari ini. Hari ini aku mau berbagi pengalaman mengenai kamera. Ya, KA ME RA ! Buat temen-temen, perlu ga sih bawa kamera setiap saat? Buat aku, perlu pake banget. Kenapa perlu? Karna sebagai seorang yang suka foto-foto, kamera adalah perangkat penting yang mesti aku bawa kemana kaki melangkah, mulai dari main ke rumah temen, ke kantor, jalan-jalan cuci mata di mall dan yang lainnya. Sederhana aja sih buat aku, aku itu orangnya kalau jalan (bawa kendaraan), selalu memperhatikan kanan dan kiri jalan yang aku lewati. Saat itu juga, pasti ada aja objek yang menarik perhatian aku, objek yang berada disuatu tempat yang ga semestinya, objek yang unik yang jarang ada, objek yang memanggil aku seperti ini, "Foto aku, foto aku. Aku sangat jarang seperti ini." atau "foto aku karna kamu hanya bisa menemukan aku hari ini saja." Setelah aku amati, aku liat-liat, aku perhat